Kamis, 23 Oktober 2014

KEBERHASILAN PERUSAHAAN / ORGANISASI / INDIVIDU BERKAT KINERJA PUBLIC RELATIONS

APPLE: McKenna
Apple II adalah produk yang revolusioner dan membuka dunia pada pemrosesan data, komputer terlaris yang pernah dibuat. Dan menaikkan keuntungan perusahaan dengan cepat. Dimulai dengan penjualan US$775.000 di tahun 1977 Apple meraih keuntungan 50 juta dolar dua tahun berikutnya dan menjual lebih dari 35.000 komputer. Ledakan pertumbuhan berlanjut pada tahun 1981, perusahaan ini eningkatkan penjualan sampai 335 juta dolar. Peningkatan ini sangat spektakuler. Hanya dalam lima tahun Apple termasuk dalam Fortune 500 perusahaan tercepat dan tersukses pertumbuhannya. 
Pada tahun 1980, regis McKenna, yang saat itu telah menjadi public relations Apple, melakukan kampanye pada sejumlah koran untuk menyiapkan Apple menjadi perusahaan yang serius dan menyiapkan penjualan saham pertama di akhir tahun.
Pada 12 Desember 1980, 4,6 juta lembar saham Apple terjual hanya dalam satu jam. Di akhir hari harga saham naik dari US$ 7 menjadi US$ 29. Lebih dari 40 orang di Apple menjadi miliarder.
Sumber Makodian, Nuraksa dan Lingga Wardhana. 2010. Technopeneur. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
LG Electronics Indonesia: Afril Wibisono
Keberhasilan Afril Wibisono, PR Supervisor di LG Electronics Indonesia yang melakukan perubahan tagline dari Digitally Yours menjadi Life’s Good! Sampai sekarang. Ia membuat program PR yang merupakan satu dari banyak program perusahaan yang mendukung perubahan tagline tersebut, yaitu LG merepresentasikan produk-produknya untuk kehidupan yang baik, hebat, dan modern. Dan perubahaan tagline memberikan opsi untuk memiliki produk LG. Cara yang dilakukan untuk melihat jangka pendek dan panjang dari perubahan tagline tersebut diantara lain dengan melibatkan monitoring media, analisis konten, survey konsumen, termasuk menghitung PR values sebagai laporan untuk CEO.

“Partai Demokrat dan isu-isu politiknya”
Pada pemilu 2004 Partai Demorat banyak diterpa isu negatif menyangkut urusan agama hingga isu dana bantuan dari negara asing.
Selebaran-selebaran tersebar keseluruh pelosok negeri. Selebaran itu bernada menyudutkan SBY (Susilo Bambang Yudoyono), tokoh Partai Demokrat yang dicalonkan menjadi presiden Republik Indonesia 2004-2009. Selain partai Demokrat diisukan akan melakukan kristenisasi, SBY yang diusung partai Demokrat sebagai calon presiden juga disebut-sebut agen CIA. Akibatnya, di Kendari Sulawesi Tenggara, misalnya, beredar selebaran berisikan ajakan kepada kaum muslim supaya tidak memilih Partai Demokrat. Selebaran serupa juga beredar di Cimahi, Jawa Barat. Disebutkan dalam selebaran, calon Presiden dan Partai Demokrat akan melakukan kristenisasi jika terpilih menjadi presiden. Partai Demokrat juga diisukan mendapat dana dari CIA untuk berkampanye. Kasus ini terungkap dari laporan warga yang menemukan selebaran tersebut di halaman rumah mereka.
Kampanye hitam (Black Campaign) itu membuat was-was para pendukung Partai Demokrat. Isu berbau SARA itu disebarkan menjelang Pemilu Legislatif 5 April 2004 dan saat-saat sebelum pemilihan presiden tahap pertama berlangsung di mana SBY yang berpasangan dengan JK (Jusuf Kalla) memastikan diri menjadi salah satu dari lima calon pasangan presiden yang hendak berlaga.
Menanggapi serangan negatif itu, kubu partai demokrat mulai membuat klarifikasi melalui selebaran, situs internet, dan media massa. Salah satu klarifikasi itu dibuat oleh kelompok yang menyebutkan dari Tim Relawan Muslim untuk pilpres yang jujur. Dan ini adalah salah satu peranan Public Relation dalam menghadapi permasalahan partai tersebut. Berkut isi himbauan pada selembaran menanggapi isu-isu tersebut :
  • Himbauan Kepada Umat Islam 23-6-2004
  • Diterbitkan oleh : Tim Relawan Muslim untuk PILPRES YANG JUJUR
  • Jl. Raya Pasar Minggu No 17 A Jakarta Selatan.

Akhir-akhir ini banyak sekali selebaran yang merupakan fitnah teradap Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Fitnah tersebut sangat bertentangan dengan tuntunan Islam. “Fitnah tersebut lebih berbahaya (dan dosanya di sisi Allah) dari pada pembunuhan.” (Al Baqarah: 217), “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik yang membawa suatu berita , maka periksalah dengan teliti (fata-baiyanu),…”(Al Hujarat: 6) “katakanlah kekuasaan itu milik Allah. Diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki, dan ambil dari siapa saja yang dikehendaki…” (Al Qur’an).
Bentuk fitnah terhadap pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK).
  1. Ibu Ani pindah agama, yang benar ibu Ani seorang muslim sejak lahir, anak dari Alm. Jendral Sarwo Edhi Wibowo. Ibu Ani seorang muslim yang taat sudah menjadi Hajjah dan umroh beberapa kali.
  2. SBY didukung oleh orang-orang nonmuslim. Yang benar SBY-JK didukung oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKIP).
  3. Mayoritas anggota DPR Partai Demokrat adalah Kristen/katolik. Yang benar anggota DPR yang terpilih Partai Demokrat adalah sbb: muslim 41, Kristen/katolik 13, Hindu 2 dan Budha 1. Total 57. Untuk diingat Partai Demokrat adalah Partai terbuka, semua warga Negara berhak menjadi anggota.
  4. SBY difitnah di STAIN Ambon menyatakan “akan memerangi siapa saja yang akan menerapkan Syariat Islam” hal tersebut dibantah oleh Ustadz MuhamadAttamimi, Direktur STAIN Ambon. SBY tidak pernah bicara hal tersebut. Sikap SBY-JK adalah setiap warga Negara berhak menjalankan Syariat/hokum agama nya. Dalam kehidupan bernegara kita berpedoman kepada konstitusi / UUD 1945.
  5. SBY difitnah menerima bantuan dari CIA/AS. Yang benar SBY-JK tidak pernah menerima uang dari pihak asing manapun. SBY-JK akan menerima sumbangan selama sah, halal, dan tidak mengikat sesuai UU. Sumbangan dari konglomerat hitam ditolak mentah-mentah. Semua sumbangan akan diumumkan kepada public sesuai ketentuan Undang-undang.
Mari kita hindari fitnah. Jika niat ikhlas pemilihan presiden adalah ibadah. Siapa pemenang adalah takdir Allah karena Dia segala kekuasaan. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan HidayahNya kepada kita semua.
Wasalam,
  • H Ali Mochtar Ngabalin, MA
  • Dr. Sofyan A. Djalil, SH
  • Dr. Yusron Ihza
  • Prof. Dr. Musa Asy’ari.
Sebaran ini ternyata ampuh untuk mengklarifikasi isu-isu tidak benar yang pernah berkembang di masyarakat. Meski diterpa isu-isu negatif, akhirnya minat pemilih untuk mencoblos Partai Demokrat tidak goyah. Terbukti Partai Demokrat berhasil menempatkan 56 orang wakilnya di DPR RI. Satu prestasi yang tentu layak mendapat acungan jempol. Dan berkait dengan isu-isu negatif yang sebelumnya beredar, DPP Partai Demokrat menggelar jumpa pers kembali. Intinya, Partai Demokrat menegaskan bahwa isu kristenisasi tidak benar. Buktinya dari 56 anggota DPR terpilih, 41 diantaranya beragama Islam dan sisanya non-Islam dengan perincian 12 beragama Kristen, 2 beragama Hindu, dan 2 beragama Buddha.
PR dalam isu di atas melakukan penyelesaian dengan menggunakan media ‘selebaran’ yang disebarkan langsung kepada masyakat. Selain itu, mereka juga menggunakan dan mengkaitkan nama orang-orang yang dipercaya dikalangan masyarakat. Tentunya sesuai dengan isu yang berkembang, yaitu ahli agama dan ahli politik. jika kita lihat pada kasus ini mereka menggunakan nama empat orang tokoh terkenal seperti H Ali Mochtar Ngabalin, MA, Dr. Sofyan A. Djalil, SH, Dr. Yusron Ihza, dan Prof. Dr. Musa Asy’ari untuk membersihkan namanya dari fitnah isu yang beredar di kalangan masyarakat. Cara ini termasuk cukup jitu untuk kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat. Penanganan dengan cara lembut dan pendekatan yang wajar biasanya masyarakat akan mudah memahami dan menerimanya. Oleh karena itu, PR harus cerdas dan memahami objek dan subjek permasalahan itu. Baru kemudian mencoba mencari cara yang sesuai untuk menyelesaikannya.
Sumber Faizal, Akbar. 2005. Partai Demokrat & SBY Mencari Jawab Sebuah Masa Depan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


INUL DARATISTA
Inul tidak pernah beriklan sama sekali. Tetapi hasilnya luar biasa dahsyat, tidak hanya menaikkan popularitas semata, tetapi juga secara financial. Inul merupakan salah satu contoh Indonesia yang jelas, bahwa PR memang lebih dahsyat dari iklan. Strategi PR mengajarkan bahwa kinerja Inul harus bagus dan diketahui publik, sehingga ‘orang lain’ atau pihak ketiga dapat berkata “Inul memang baik”. Hal ini yang disebut dengan referensi, hal ini juga yang menciptakan kredibilitas, yaitu jika pihak lain mengakui kinerja Inul. Dalam PR ini disebut Third Parties Endorsement. Hal itulah yang terjadi pada Inul. Tanpa sengaja ketika ada yang menistakan Inul secara terang-terangan di muka publik, serta merta orang terkemuka membelanya. Dan semua pembelaan dari pihak ketiga itu menjadi Third Parties Endorsement yang maha dahsyat bagi citra Inul, karena Third Parties Endorsement menjadi sangat kredibel.
Sumber Wiloto, Christovita. 2006. The Power of Public Relations. Jakarta: PowerPR Global Publishing.

1 komentar: