MODEL – MODEL KOMUNIKASI
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur – unsur fenomena tersebut. Model sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi dan model pun sekaligus mereduksi fenomena komunikasi; artinya, ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Sisi negatif dari model adalah jika kita kurang hati – hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita
Sereno dan Mortensen
Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
B. Audrey Fisher
Model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr.
Model membantu merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Suatu model mengimplilkasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks. Alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara – cara untuk memperbaiki konsep – konsep.
Fungsi dan Manfaat Model
Model memberi teoritikus suatu struktur untuk menguji temuan mereka dalam dunia nyata.
3 fungsi model komunikasi menurut Gordon Wiseman dan Larry Barker :
- Melukiskan proses komunikasi
- Menunjukkan hubungan visual
- Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi
4 fungsi model menurut Deutsch :
- Mengorganisasikan ( kemiripan data & hubungan yang tadinya tidak teramati )
- Heuristik ( menunjukan fakta – fakta dan metode baru yang tidak diketahui )
- Prediktif ( memungkinkan peramalan sekedar tipe ya atau tidak )
- Pengukuran ( mengukur fenomena yang diprediksi )
Manfaat model menurut Irwin D. J :
- Model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah
- Model menyarankan kesenjangan informasional yang tidak segera tampak dan konsekuensinya dapat menyarankan tindakan yang berhasil.
- Ketika suatu model diuji, karakter kegagalan kadang – kadang dapat memberikan petunjuk mengenai kekurangan model tersebut
Keuntungan lain pembuatan model menurut Bross adalah terbukanya problem abstraksi. Dunia nyata adala lingkungan yang sangat rumit. Oleh karena itu, pembuat model juga harus memutuskan ciri – ciri apa dari dunia nyata, misalnya daro fenomena komunikasi, yang akan dimasukkan ke dalam sebuah model.
Dengan membuat proses abstraksi ini, penggunaan model dapat memunculkan pertanyaan – pertanyaan. Hal itu dapat menyarankan eksperimen awal untuk memastikan karakterstik mana yang relevan untuk pengambilan keputusan.
Manfaat model menurut Raymond S. Ross :
- memberi kita penglihatan yang lain, berbeda, dan lebih dekat,
- menyediakan kerangka rujukan,
- menyarankan kesenjangan informasional,
- menyoroti problem abstraksi, dan
- menyatakan suatu problem
Tipologi Model
Bentuk - bentuk model dari Gerhard J. Hanneman dan William J. McEwen
Model mental merepresentasikan proses internal
Model matematik misalnya E = mc2
Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata – kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram, atau gambar.
Model ikonik yang penampilan umunya ( rupa, bentuk, tanda – tanda )
Dalam dunia ilmu, model fisik kadang – kadang digunakan untuk tujuan pengajaran.
Kedokteran: model manusia, model organ – organ tubuh
Geografi: model globe ( bumi ) , tata surya
Fisika: model Isaac Newton dan model Einsten ( teori relativitas )
Kimia: model proses atoml atau molekular
Biologi: Model evolusi Charles Darwin
Bross menyatakan model verbal punya peran penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama dalam tahap penjelajahan awal suatu topik atau persentasi hasil. Model verbal menghadapi banyak kesulitan, karena keterbatasan bahasa, dan karena itu model verbal ini sering diganti atau diganti oleh model matematik ysng menjelaskan fenomena secara lebih sederhana. Penggunaan model matematik ini lazim dalam mempelajari atau mengembangkan ilmu pasti alam.
Pada umumnya tidak ada suatu model yang berhasil muncul dengan tiba – tiba. Suatu model yang baik biasanya telah melewati banyak tahap ujian, yang mungkin memakan waktu puluhan tahun. Perlu ditegaskan lagi, tidak ada model yang sempurna atau final. Bahkan ketika model sudah diterima luas, ada saja nuansa baru yang muncul dari fenomena yang telah dimodelkan, sehingga dikembangkan lagi suatu model baru untuk mengakomodasi nuansa baru tersebut, begitulah seterusnya.
Model – model Komunikasi : Suatu Perkenalan
Model S - R
Model ini menggambarkan stimulus dan respons. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi – reaksi yang sangat sederhana. Model S – R mengasumsikan bahwa kata – kata verbal ( lisan / tulisan ), isyarat – isyarat nonverbal, gambar – gambar, dan tindakan – tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Proses ini dapat bersifat timbal – balik.
Secara implisit, ada asumsi dalam model S – R ini bahwa perilaku ( respons ) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggao statis; manusia dianggao berperilaku karena kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya.
Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Aristoteles mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar ( listener).
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa Anda (etos-keterpercayaan Anda), argumen Anda (logos-logika dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak).
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesan berjalan kepada khalayak, dan kalayak mendengarkan. Peristiwa itu berurutan ketimbang terjadi secara simultan. Di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan ( disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya. Dan kelemahan lainnya yaitu model ini tidak membahas aspek – aspek nonverbal dalam persuasi.
Model Laswell
Model ini menggambarkan proses komunikasi dan fungsi – fungsi yang diembannya dalam masyarakat.
Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi :
- pengawasan lingkungan – yang mengingatkan masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan
- korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan
- transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya
Laswell menyimpulkan bahwa penting bagi masyarakat untuk menemukan dan mengendalikan faktor – faktor yang mungkin menggangu komunikasi yang efisien. Model Laswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model Laswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratlan kehadiran komunikator dan pesan yang berrtujuan dan model itu dianggap terlalu menyederhanakan masalah. Tetapi pada intinya, model Laswell memfokuskan perhatian pada aspek – aspek penting komunikasi.
Model Shannon dan Weaver
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model ini mengasumsikan bahwa sumber informsi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver adalah gangguan ( noise ), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Konsep – konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaver adalah entropi (entropy) dan redundansi (redundancy) serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan pada saat yang saa mengatasi gangguan dalam saluran.
Model Schramm
Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver yaitu model komunikasi manusia yang sederhana. Dalam model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga Schra, menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi – balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
Tegasnya, seseorang menerima dan juga menyampaikan pesan. Makna yang seseorang hasilkan dari penyandian-balik (penafsiran) yang anda lakukan akan membuat anda menyandi.
Proses kembali dalam model di atas disebut umpan balik ( feedback) yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi.
Menurut Schramm, umpan balik juga dapat berasal dari pesan kita sendiri, misalnya kesalahan ucapan atau kesalahan tulisan yang kemudian kita perbaiki.
HAMBATAN – HAMBATAN KOMUNIKASI
Komunikasi dikatakan berhasil apabila apa yang dikomunikasikan dimengertiatau dengan kata lain komunikasi dikatakan efektif apabila penerima menafsirkan serta melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh pengirim. Namun tidaklah mudah untuk menciptakan suatu komunikasi yang efektif tersebut, karena adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan penurunan isi dan mutu komunikasi terjadi pada saat diartikan atau diinterprestasi oleh penerima. Hambatan komunikasi menurut Stephen P. Robbins, meliputi :
- Filtering, Penerima pesan tidak dapat menerima pesan secara utuh, karena pesan telahmengalami penyaringan.
- Selective Perception, Setiap orang memiliki penafsiranyang berbeda-beda, sehingga penafsiran terhadap suatu pesan yang sama dapat berbeda-beda.
- Emotion, Factor emosi dapat menyebabkan penerimaan dan penafsiran pesan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pengirim pesan. Bila penerima pesansedang dalam keadaan marah atau sedih, maka maksud yang baik pun dapatdiartikan
- Language, Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Bila penerima pesan tidak memahami bahasa yang digunakan oleh pengirim pesan maka tidak akan terjadi komunikasi yang baik. Selain itu, bahasa memiliki keterbatasan tertentu, yang tidak dapat digambarkan semua maksud pengirim pesan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan maksud pengirim pesan, sehingga mengakibatkan penerima pesan tidak dapat menangkap maksud pengirim pesan. Namun secara umum, hambatan komunikasi dapat dikelompokan menjadi:
- Hambatan individual, umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam hal ini: Perbedaan pengamatan, emosi, kurangnya kemampuan membaca, perbedaan status.
- Hambatan Mekanis, hambatan yang muncul sebagai akibat dari: struktur organisasi, kurang jekasnya materi komunikasi.
- Hambatan Fisik, hambatan komunikasi yang berasal dari lingkungan, misalnya jarak bicara yang berjauhan, angin, suara bising, dan sebagainya.
- Hambatan Semantik, Hambatan ini berasal dari keterbatasan simbol-simbol (bahasa). Terkadang bahasa dapat menggambarkan maksud (ide) tertentu sehingga penerima sulit menerjemahkannya dalam proses decoding.
Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
- Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
- Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
- Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
- Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
- Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
- Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
- Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.
- Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Faktor – faktor penghambat komunikasi
- Hambatan sosio-antro-psikologis ( pada komunikan )
- Sosiologis : kehidupan (pergaulan dikeluarga & masyarakat)
- Antropologis : perbedaan berdasarkan kebudayaan
- Psikologis : keadaan tertentu pada saat berkomunikasi
- Hambatan semantic ( pada komunikator ), Menyangkut bahasa yang digunakan komunikator, yang menyebabkan salah pengertian (misunderstanding), salah tafsir (misinterpretation), salah komunikasi (miscommunication)
- Hambatan mekanis ( pada media ), Hambatan yang dijumpai karena media yang digunakanHambatan ekologis ( lingkungan yang ada )
Hambatan mendengarkan secara efektif.
Mendengarkan secara efektif akan menjadi sulit, apabila selama proses komunikasi timbul berbagai hambatan tertentu. Hambatan – hambatan komunikasi dapat digolongkan menjadi dua jenis :
- Hambatan mental (mental barriers), timbul di benak atau diri audience
- Terperangkap masalah lain
- Harapan berbeda dengan isi pembicaraan
- Sikap tidak kondusif terhadap topik yang dibahas
- Kebiasaan mendengarkan yang kurang menguntungkan
- Terlalu memperhatikan penampilan pembicara
- Mendengarkan pembicara tanpa memandanginya
- Terlalu mudah terganggu oleh gangguan kecil
- Cepat putus asa
- Terlalu banyak mencatat
- Terlalu sensitive terhadap kata, kalimat atau ungkapan
- Ingin ikut mengutarakan pendapat
- Keletihan fisik
- Hambatan fisik (physical barriers), datang dari luar diri pendengar
- Suhu udara ruang pertemuan
- Gangguan suara
- Gerakan yang tidak diharapkan
- Jarak dari pembicara
HAMBATAN – HAMBATAN KOMUNIKASI
- Hambatan dari Proses Komunikasi
- Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
- Hambatan dalam penyandian/simbol, Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
- Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
- Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
- Hambatan Fisik, dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
- Hambatan Semantik, Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
- Hambatan Psikologis, Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
“Mengapa komunikasi gagal?” komunikasi gagal karena ada faktor -faktor penghambat, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Perbedaan Persepsi, Ini adalah salah satu hambatan komunikasi yang umum dijumpai. Perbedaan bahasasreing kali berkaitan erat dengan perbedaan dalam persepsi individu. Cara mengatasi perbedaan persepsi dan bahasapesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan berbeda.
- Reaksi Emosional, mempengaruhi cara kita memahami pesan orang lain dan cara kitamempengaruhi orang lain dengan pesan kita sendiri. Jika kita berada pada lingkungan yang mengancam kekuasaankita, maka kita akan memberikan reaksi dengan mempertahankan diri atau agresif. Pendekatan terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya sebagai bagian dari proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah.
- Ketidakkonsistenan Komunikasi Verbal dan Nonverbal, Kita sering berpendapat bahasa lisan dan tulisan sebagai medium utama komunikasi
CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
- Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan yang akan dituju.
- Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus berusahadapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti.
- Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan
- Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan balik itu secara benar.
- Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam berkomunikasi.
- Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif. Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
- Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti. (Zuhdi, 2011:30-32)
Cara mengatasi Hambatan dan Memperbaiki komunikasi agar menjadi lebih efektif (Beeve dan Thill, 2003;22) adalah :
- Memelihara ikliim komunikasi terbukaIklim komunikasi merupakan campuran dari nilai, tradisi dan kebiasaan. Komunikasi terbuka akan mendorongketerusterangan dan kejujuran serta mempermudah umpan balik.
- Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
- Memahami kesulitan komunikasi antarbudayaMajunya perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya baik dalamlingkup regional, nasional, maupun internasional.
- Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerimaMenggunakan pendekatan yang berpusat pada penerima berarti tetap mengingat penerima ketika sedangberkomunikasi.
- Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggungjawab untuk memperoleh dan membagi informasi.Teknologi dapat dipergunakan untuk menyusun , merevisi dan mendistribusikan pesan. Penggunaan teknologi yangbertanggung jawab dan bijaksana akan mendorong terciptanya komunikasi yang efektif.
- Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
- Memahami penerima pesan
- Menyesuaikan pesan dengan penerima
- Mengurangi jumlah pesan
- Memilih saluran atau media yang tepat
- Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
Usaha-usaha Untuk Mengatasi Hambatan Komunikasi
Ada hambatan dalam berkomunikasi tentunya juga ada usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan komunikasi tersebut. Citrobroto (1982) mengemukakan beberapa cara untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, diantaranya :
- Belajar dan Berlatih, yaitu belajar mengenai teorinya kemudian mempraktekkannya. Belajar dan berlatih untuk menjadi pembicara sekaligus pendengar yang baik.
- Memperdalam hubungan kemanusiaan, yaitu mempelajari tentang etiket. Dalam memperdalam hubungan kemanusiaan ini yang diiperlukan adalah sikap simpatik, muka manis, tidak sombong, rendah hati, dan cukup tegas dalam melakukan sesuatu.
- Memahami sistem sosial, baik komunikator maupun komunikan harus dapat memahami kondisi sosial lawan bicaranya. Hal ini perlu karena bila pembicara kurang memahami sistem sosial, maka pembicaraannya tidak dapat tepat, demikian pula si pendengar, bila kurang memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan tepat.
- Positive thinking, yaitu mencoba untuk selalu berpikir secara positif. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan prasangka yang sering menjadi penghambat dalam berkomunikasi.
- Menggunakan media komunikasi yang tepat, pemanfaatan media yang tepat akan memperlancar jalannya komunikasi, karena komunikasi kurang bermakna jika hanya dengan kata-kata belaka. Pemilihan media tentunya juga disesuaikan dengan tema atau topic pembicaraan.
- Menggunakan bahasa yang dipahami oleh komunikator dan komunikan, pemilihan bahasa yang tepat ini dimaksudkan untuk menghindari gangguan semantik yang menjadi penghambat komunikasi.
- Jarak fisik, semakin dekat dengan lawan bicara maka akan semakin baik. Komunikasi akan efektif jika dilakukan secara bertatap muka antara komunikator dengan komunikan.
Sedangkan menurut Gitisudarmo dan Sudito (1997:216), untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasinya sudah diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.
- Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.
- Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat dimengerti.
- Menggunakan bahasa yang sederhana, agar setiap orang dapat memahami isi pesan yang disampaikan.
- Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap mendengarnya.
- Mendengarkan secara efektif, sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan dapat berlangsung secara baik.
- Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlahnya, dan cara penyampaiannya.
ETIKA KOMUNIKASI
Etika Komunikasi akan mencoba mencari standard etika apa yang digunakan oleh komunikator dan komunikan dalam menilai diantara teknik, isi dan tujuan komunikasi. Richard L. Johannesen dalam bukunya etika komunikasi seperti yang dikutip oleh Karimah dan Uud (2010 : 74) memuat beberapa pertanyaan dasar yang dipakai untuk menjadi alat ukur membuat penilaian etika komunikasi yang lebih sistematik, yaitu :
- Mampukah saya menjelaskan dengan tepat apa kriteria, standard atau perspektif etika yang diterapkan pada saya?
- Kepada siapakah tanggung jawab etis harus diberikan?
- Mampukah keetisan komunikasi ini dibenarkan sebagai refleksi yang melekat pada pribadi komunikator?
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan untuk menjadi alat ukur penilaian etika komunikasi. Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
- Jujur tidak berbohong
- Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
- Lapang dada dalam berkomunikasi
- Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
- Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
- Tidak mudah emosi / emosional
- Berinisiatif sebagai pembuka dialog
- Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
- Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
- Bertingkah laku yang baik
- Komunikasi sering kali menjadi masalah karena tidak nyambung dalam penyampaian.
Tidak nyambung ini bias berakibat kepada miss communication / salah pengertian antar sender dan receiver. Dan hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tata karma, sopan santun, etika dalam berkomunikasi. Mungkin setiap kata sudah terpikirkan dan diucapkan dengan jelas, namun pasti ada saja yang menjadi hambatan. Komunikasi menjadi sebuah seni berbicara, dalam berkomunikasi tidak sembarang mengucap, mendengar dan yang menghasilkan bunyi. Jika salah bicara, maka orang yang kita ajak bicara bisa sensitif dan bisa menjadi masalah. Dalam berkomunikasi ada etika seperti dalam bahasa inggris, yaitu 5W+1H, dengan penjelasan sebagai berikut :
- Who (siapa) : mengetahui siapa yang akan menjadi lawan bicara kita
- What (apa) : lawan bicara kita dan juga kita sendiri juga harus mengetahui apa yang sedang dibicarakan
- Where (dimana) : melakukan proses komunikasi harus mengetahui tempat yang tepat.
- When (kapan) : kita harus mengetahui waktu yang tepat dalam berkomunikasi
- Why (mengapa) : kita juga harus fokus dengan tujuan pembicaraan, menagapa kita harus berkomunikasi, apa sebab dan alasannya, jangan asal bicara.
- How (bagaimana) : cara kita menyampaikan sesuatu juga harus sesuai aturan, etika,dan jangan sampai ada salah faham dalam hal penyampaiannya.
Sumber :
Modul Karya Drs. Aan SetiaDharma, M.Si
Herujito, Yayat M.2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raya Grasindo Persada.
Widjaja. 2008. Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi aksara.
Karimah, El Kismiyati dan Uud Wahyudin. 2010. Filsafat dan Etika Komunikasi. Bandung : Widya Padjajaran
Referensi: