Jumat, 27 Maret 2015

Festival Rarangken Sawah

Festival Rarangken Swah
Festival Rarangken Sawah
Sawah? Festival? Ya itu lah pertanyaan yang pertama kali timbul di benak pikiran saya ketika mendengar Festival Rarangken Sawah.
Festival Rarangken Sawah ini merupakan acara puncak mahasiswa/i KKN Unpad Desa Kertasari bersama Dosen Pembimbing Lapangan, yaitu Bapak Kusnandar.
Mahasiswa KKN Desa Kertasari (Ogie) menyiapkan persiapan sebelum Festival Rarangken Sawah)
Mahasiswa KKN Desa Kertasari (Ogie) menyiapkan persiapan sebelum Festival Rarangken Sawah)
Beberapa hari sebelumnya, mahasiswa/i KKN mempersiapkan diri untuk Festival Rarangken Sawah ini, dengan melakukan Gladi Resik. Seperti namanya, Festival Rarangken Sawah ini diadakan di sawah, di curug Pasirkoja, Dusun Leuwipicung, Desa Kertasari, Kec. Cipatujah pada Selasa (3/2). Tujuan dari Festival rarangken Sawah ini selain merupakan program mahasiswa/i KKN bersama dengan DPL, yaitu memperkenalkan kesenian/hiburan/kaulinan sawah yang sudah sejak lama ditinggalkan kepada generasi muda maupun masyarakat sekitar, mengasah kemampuan generasi muda (SD, SMP, dan SMA) bekerja team dalam membuat kaulinan sawah di Sunda.
Peserta melakukan registrasi saat Festival Rarangken Sawah
Peserta melakukan registrasi saat Festival Rarangken Sawah
Acara dimulai dengan peserta dan para tamu undangan melakukan registrasi.
Perwakilan mahasiswa (Zenal Furqon dan Lias Ate) menjadi MC saat acara Festival Rarangken Sawah
Perwakilan mahasiswa (Zenal Furqon dan Lias Ate) menjadi MC saat acara Festival Rarangken Sawah
Pembukaan diawal dengan pembacaan Al Quran oleh salah satu mahasiswi KKN Desa Kertasari, yaitu Mardhiyah.
Pembukaan diawal dengan pembacaan Al Quran oleh salah satu mahasiswi KKN Desa Kertasari, yaitu Mardhiyah.
Acara ini di pandu oleh MC Zaenal Furqon dan Lias Ate. Dan acara ini dibuka dengan pembacaan Al Quran oleh perwakilan mahasiswa KKN Desa Kertasari. Dengan sambutan dari DPL kami, Koordinator Desa Kertasari, Komandan Koramil, serta Kepala Camat Kec. Cipatujah memulai acara Rarangken sawah.
Kepala Camat Kec. Cipatujah memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Kepala Camat Kec. Cipatujah memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Dankoramil memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Dankoramil memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Dosen Pembimbing Lapangan KKN Desa Kertasari, Bapak Kusnandar memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Dosen Pembimbing Lapangan KKN Desa Kertasari, Bapak Kusnandar memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Koordinator Desa Kertasari memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Koordinator Desa Kertasari memberikan sambutan saat acara Festival Rarangken Sawah
Acara ini diikuti oleh peserta dari Dua Desa, yaitu Desa Cikawungading dan Desa Kertasari. Dimana dari setiap dusunnya mengirimkan perwakilannya sekitar 5-6 orang untuk setiap sekolahnya.
Team 1
Team 1
Team 2
Team 2
Team 3
Team 3
Team 4
Team 4
Team 5
Team 5
Team 6
Team 6
Acara dimulai dengan sambutan, lalu peninjauan langsung perangkat desa dan kecamatan, serta tamu penting, ke lokasi lomba yang dipandu oleh mahasiswi KKN kami, Fitria Adianti.
Salah satu mahasiswi KKN Desa Kertasari (Fitria Adianti) memberikan penjelasan mengenai kaulinan sawah kepada para tamu undangan Festival Rarangken Sawah
Salah satu mahasiswi KKN Desa Kertasari (Fitria Adianti) memberikan penjelasan mengenai kaulinan sawah kepada para tamu undangan Festival Rarangken Sawah
Ia memperkenalkan berbagai kaulinan Sunda baik yang akan digunakan sebagai lomba ataupun tidak, seperti batok ngisang, kokoprok, kokolpeteng, leang-leang, dan pancu rendang. Adapun pengertiannya, yaitu:
Batok Ngisang
Batok Ngisang
Batok ngisang: alat yang terbuat dari batok kelapa, bambu, dan kolotok kerbau, yang dirangkai untuk menampung air dan mengeluarkan bunyi. Alat ini sangat bergantung dengan air, bila tidak ada air maka tidak akan mengeluarkan suara.
Kokoprok
Kokoprok
Kokoprok: yang terbuat dari bambu dan mengeluarkan bunyi jika digerakkan.
Kokol Peteng
Kokol Peteng
Kokolpeteng: alat yang terbuat dari nampan, bambu, alat ini sangat bergantung dengan kekuatan angin, dapat mengeluarkan suara jika terhembus oleh angin.
Leang-leang
Leang-leang
Leang-leang: yang terbuat dari daun kelapa kering, ini hampir berfungsi dengan orang-orangan sawah, yang berfungsi untuk menakut-nakuti burung atau hama. Dapat digerakkan dengan cara digoyang-goyang.
Pancur rendang
Pancur rendang
Pancurrendang: yang terbuat dari bambu, dan sangat mengandalkan air.
Kelima alat ini mempunyai fungsi sama, yaitu untuk menakut-nakuti hama baik burung, maupun babi hutan. Selain itu, disamping kelima kaulinan sawah ini dapat mengeluarkan bunyi dapat dijadikan hiburan oleh orang-orang zaman dulu saat bekerja di sawah.
Anak-anak bekerja team saat mengerjakan batok ngisang
Anak-anak bekerja team saat mengerjakan batok ngisang
Adapun yang dilombain, yaitu Batok ngisang dan pancurrendang. Motif tersendiri dari lomba ini pun, mengasah generasi muda dalam bekerja team, ketelitian dengan menggunakan pisau tajam dan bambu, serta kecekatan dan ketepatan, serta kecerdikan mereka.
Acara dimulai dengan persiapan alat-alat bambu, lalu workshop dan perlombaan.
Anak-anak melakukan persiapan sebelum lomba
Anak-anak melakukan persiapan sebelum lomba
Suasana workshop Festival Rarangken Sawah
Suasana workshop Festival Rarangken Sawah
Acara ini berlangsung sangat ramai dan penuh antusias. Di penghujung lomba kami pun menemukan 3 pemenang dan juara harapannya.
Team yang memenangkan juara Harapan III
Team yang memenangkan juara Harapan III
Team yang memenangkan juara Harapan II
Team yang memenangkan juara Harapan II
Team yang memenangkan juara Harapan I
Team yang memenangkan juara Harapan I
Team yang memenangkan Juara III
Team yang memenangkan Juara III
Team yang memenangkan Juara II
Team yang memenangkan Juara II
Team yang memenangkan Juara I
Team yang memenangkan Juara I
Adapun juri dari Festival Rarangken Sawah, yaitu:
Para dewan juri Festival Rarangken Sawah berfoto bersama di penghujung acara
Para dewan juri Festival Rarangken Sawah berfoto bersama di penghujung acara
Acara ini sekaligus perpisahan dari mahasiswa/i KKN Desa Kertasari kepada warga Kertasari.
Kepala Desa Kertasari memberikan sambutan akan berakhirnya acara Festival Rarangken Sawah sekaligus perpisahan mahasiswa/i KKN Kertasari dengan warga
Kepala Desa Kertasari memberikan sambutan akan berakhirnya acara Festival Rarangken Sawah sekaligus perpisahan mahasiswa/i KKN Kertasari dengan warga
memberikan sambutan akan berakhirnya acara Festival Rarangken Sawah sekaligus perpisahan mahasiswa/i KKN Kertasari dengan warga
memberikan sambutan akan berakhirnya acara Festival Rarangken Sawah sekaligus perpisahan mahasiswa/i KKN Kertasari dengan warga
Koordinator Desa Kertasari (Surya Pratam) memberikan plakat kepada kepala Desa Kertasari sebagai rasa ucapan terima kasih telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kami mahasiswa/i KKN Kertasari
Koordinator Desa Kertasari (Surya Pratam) memberikan plakat kepada kepala Desa Kertasari sebagai rasa ucapan terima kasih telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kami mahasiswa/i KKN Kertasari
Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Kusnandar memberikan plakat secara simbolik kepada Kepala camat Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya (3/2)
Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Kusnandar memberikan plakat secara simbolik kepada Kepala camat Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya (3/2)
Semoga keberadaan kami di Desa Kertasari meninggalkan jejak positif, bermanfaat untuk kedua belah pihak, dan tentu meninggalkan kesan dan pesan yang tak terlupakan. Terimakasih Desa Kertasari. We'll remember it all the time :) (/fap)
Mahasiswa/i KKN Desa Kertasari berfoto bersama Warga Cipatujah sebagai akhir dari Festival Rarangken Sawah dan perpisahan KKN Unpad 2015
Mahasiswa/i KKN Desa Kertasari berfoto bersama Warga Cipatujah sebagai akhir dari Festival Rarangken Sawah dan perpisahan KKN Unpad 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar